1. Tujuan[kembali]
Mengetahui prinsip kerja dari sensor yang digunakan
Mampu membuat rangkaian dengan mengaplikasikan sensor
2. Alat dan Bahan[kembali]
1. Alat
· Baterai 9 V
· Resistor
Resistor 5kΩ 1 watt (2
buah)
Resistor 10kΩ 1 watt (2
buah)
· kapasitor
Kapasitor 1 pF (1 buah)
Kapasitor 1uF (1 buah)
· IC OP-AMP
· LF351 Op-AMP IC
Nomor Pin |
Nama Pin |
Deskripsi |
1. |
Offset Null 1 |
Pin digunakan untuk melepas
tegangan offset dan tegangan input keseimbangan. |
2. |
Inverting Input |
Membalik masukan sinyal |
3. |
Input Non-inverting |
Input sinyal non-Inverting |
4. |
VEE |
Input Pasokan Negatif (Ground) |
5. |
Offset Null 2 |
Pin digunakan untuk melepas
tegangan offset dan tegangan input keseimbangan. |
6. |
Keluaran |
Output dari op amp |
7. |
VCC |
Input Pasokan Positif |
8. |
NC |
Tidak terhubung |
· LM393 - Low Offset Voltage Dual Comparator IC
LM393 adalah IC komparator
paket Ganda, yang berarti IC tersebut memiliki dua komparator di dalam satu paket
8-pin.
Konfigurasi Pin
Nomor PIN |
Nama Pin |
Deskripsi |
1 |
OUTPUT 1 |
Output dari Op-Amp 1 |
2 |
INPUT1- |
inverting Input dari
Op-Amp 1 |
3 |
INPUT1 + |
Input Non-inverting
dari Op-Amp 1 |
4 |
VEE, GND |
Tegangan Suplai Ground
atau Negatif |
5 |
INPUT2 + |
Input Non-Inverting
dari Op-Amp 2 |
6 |
INPUT2- |
Membalik Input dari
Op-Amp 2 |
7 |
OUTPUT2 |
Output dari Op-Amp 2 |
8 |
VCC |
Tegangan Suplai Positif |
ADDA Convereter
ADDA Convereter
· ADC0804 IC
Konfigurasi Pin ADC0804
Nomor PIN |
Nama Pin |
Deskripsi |
1 |
Pilih Chip (CS) |
Pilih chip digunakan
jika lebih dari 1 modul ADC digunakan. Secara default di-ground |
2 |
Baca (RD) |
Pin baca harus diarde
untuk membaca nilai Analog |
3 |
Tulis (WR) |
Pin tulis harus berdenyut
tinggi untuk memulai konversi data |
4 |
CLK IN |
Jam eksternal dapat
dihubungkan di sini, selain itu RC dapat digunakan untuk mengakses jam internal |
5 |
Interupsi (INTR) |
Naik tinggi untuk permintaan
interupsi. |
6 |
Vin (+) |
Input Analog Diferensial
+. Hubungkan ke input ADC |
7 |
Vin (-) |
Input Analog Diferensial
-. Hubungkan ke ground |
8 |
Tanah |
Pin Analog Ground terhubung
ke ground sirkuit |
9 |
Vref / 2 |
Tegangan referensi untuk
konversi ADC. |
10 |
Tanah |
Pin Digital Ground terhubung
ke ground sirkuit |
11 sampai 18 |
Data bit 0 sampai bit 7 |
Tujuh pin bit data keluaran
dari mana keluaran diperoleh |
19 |
CLK R |
Pin input resistor timing
RC untuk gen jam internal |
20 |
Vcc |
Memberdayakan modul
ADC, gunakan + 5V |
· DAC0808 – 8 Bit D/A Converter
DAC0808 adalah IC konverter D / A dan digunakan untuk mengubah
input data digital 8 bit menjadi output sinyal analog. Ini adalah IC monolitik yang
menampilkan waktu penyelesaian arus keluaran skala penuh 150 ns sementara hanya
menghilangkan 33 mW dengan pasokan ± 5V. Keakuratan chip konversinya bagus dan konsumsi
daya juga rendah untuk membuatnya populer. Arus catu daya DAC0808 tidak bergantung
pada kode bit, dan menunjukkan karakteristik perangkat yang pada dasarnya konstan
di seluruh rentang tegangan catu daya.
Konfigurasi pin
DAC0808 adalah perangkat enam belas pin dan deskripsi untuk setiap
pin diberikan di bawah ini.
Pin |
Nama |
Deskripsi |
1 |
NC |
Tidak ada koneksi |
2 |
GND |
Tanah |
3 |
VEE |
Catu daya negatif |
4 |
IO |
Pin sinyal keluaran |
5 |
A1 |
Input digital bit 1
(Bit Paling Signifikan) |
6 |
A2 |
Bit masukan digital
2 |
7 |
A3 |
Bit masukan digital
3 |
8 |
A4 |
Bit masukan digital
4 |
9 |
A5 |
Bit masukan digital
5 |
10 |
A6 |
Bit masukan digital
6 |
11 |
A7 |
Bit masukan digital
7 |
12 |
A8 |
Input digital bit 8
(Bit Signifikan Terkecil) |
13 |
VCC |
Catu daya positif |
14 |
VREF + |
Tegangan referensi positif |
15 |
VREF- |
Tegangan referensi negatif |
16 |
KOMPENSASI |
Pin kapasitor kompensasi |
Komponen input
· Sensor Thermistor NTC
Spesifikasi :
Resistensi pada 25 derajat C: 10K + - 1%
Nilai-B (konstanta material) = 3950 + - 1%
Faktor disipasi (tingkat kehilangan energi dari mode osilasi) δ th = (di udara) kira-kira 7,5mW / K
Konstanta waktu pendinginan termal <= (di udara) 20 detik
Kisaran suhu termistor -55 ° C hingga 125 ° C
1. Resistensi Daya-Nol
dari Termistor: (R)
Titik referensi yang
nyaman untuk termistor yang disediakan oleh resistansi adalah pada 25 ° C (pada
dasarnya pada suhu kamar). Rumus yang digunakan untuk menentukan resistansi termistor:
R = R0 expB
(1 / T-1 / T0)
Dimana, R = Resistensi
pada suhu lingkungan T (K)
R0 = Resistensi dalam suhu lingkungan
T0 (K)
B = Konstanta material
2. Konstanta Material:
(B)
Konstanta material
B mengontrol kemiringan karakteristik RT seperti yang ditunjukkan pada gambar. Nilai
B bervariasi menurut suhu dan ditentukan antara dua suhu 25 ° C dan 85 ° C dengan
rumus:
B25 / 85 = ln (R 85
/ R 25 ) / (1 / T - 1 / T 0 )
B 25/85 adalah nilai
yang digunakan untuk membandingkan dan mengkarakterisasi keramik yang berbeda. Toleransi
pada nilai ini disebabkan oleh komposisi material
3. Koefisien suhu Resistensi:
( α )
Nilai ini menunjukkan
kepekaan suatu sensor menurut perubahan suhu. Ini didefinisikan sebagai:
α = ∆ B /
T 2
Rumus tersebut menyatakan
bahwa toleransi relatif pada α sama dengan toleransi relatif pada nilai B.
4. Konstanta Waktu
Termal
Ini adalah periode
waktu di mana suhu termistor akan berubah dengan cepat 63,2% perbedaan suhu (T 0
) dari suhu lingkungan (T 1 ).
5. Konstanta Disipasi
Termal
Besarnya daya listrik
P (mW) yang dikonsumsi pada T1 (suhu lingkungan) dan T2 (suhu thermistor naik),
dengan rumus sebagai berikut:
P = C (T2-T1)
Di mana, C adalah konstanta
disipasi termal.
Komponen output
5V
Relay
5V Relay
Konfigurasi Pin Relay
Nomor
PIN |
Nama Pin |
Deskripsi |
1 |
Coil End
1 |
Digunakan untuk memicu
(On / Off) Relay, Biasanya satu ujung terhubung ke 5V dan ujung lainnya ke ground |
2 |
Coil End
2 |
Digunakan untuk memicu
(On / Off) Relay, Biasanya satu ujung terhubung ke 5V dan ujung lainnya ke ground |
3 |
Umum (COM) |
Umum terhubung
ke salah satu Ujung Beban yang akan dikontrol |
4 |
Biasanya
Tutup (NC) |
Ujung lain dari beban
terhubung ke NO atau NC. Jika terhubung ke NC beban tetap terhubung sebelum pemicu |
5 |
Biasanya
Terbuka (TIDAK) |
Ujung lain dari beban
terhubung ke NO atau NC. Jika terhubung ke NO, beban tetap terputus sebelum pemicu |
Fitur Relay 5V
Trigger Voltage (Tegangan melintasi koil): 5V DC
Trigger Current (Arus Nominal): 70mA
Arus beban AC maksimum: 10A @ 250 / 125V AC
Arus beban DC maksimum: 10A @ 30 / 28V DC
Konfigurasi 5-pin yang ringkas dengan cetakan plastik
Waktu pengoperasian: 10msec Waktu rilis: 5msec
Peralihan maksimum: 300 operasi / menit (secara mekanis)
·
Motor DC
Spesifikasi Item :
Tegangan Terukur 9V DC
o Tanpa kecepatan beban 12000
± 15% rpm
o Tidak ada arus beban ≤280mA
o Tegangan operasi 1.5-9V DC
o Mulai Torsi ≥250g.cm (menurut
blade yang dikembangkan sendiri)
o mulai saat ini ≤5A
o Resistansi Isolasi di atas 10Ω
antara casing dan terminal DV 100V
o Arah Rotasi CW: Terminal [+]
terhubung ke catu daya positif, terminal [-] terhubung ke nagative
o daya, searah jarum jam dianggap
oleh arah poros keluaran
o celah poros 0,05-0,35mm
3. Landasan Teori[kembali]
· Resistor
Resistor atau dalam bahasa Indonesia sering disebut dengan Hambatan atau Tahanan dan biasanya disingkat dengan Huruf “R”. Satuan Hambatan atau Resistansi Resistor adalah OHM (Ω). Sebutan “OHM” ini diambil dari nama penemunya yaitu Georg Simon Ohm yang juga merupakan seorang Fisikawan Jerman.
Untuk membatasi dan mengatur arus listrik dalam suatu rangkaian Elektronika, Resistor bekerja berdasarkan Hukum Ohm.
Fixed Resistor
Fixed Resistor adalah jenis Resistor yang memiliki nilai resistansinya tetap. Nilai Resistansi atau Hambatan Resistor ini biasanya ditandai dengan kode warna ataupun kode Angka.
Bentuk dan Simbol Fixed Resistor :
Yang tergolong dalam Kategori Fixed Resistor berdasarkan Komposisi bahan pembuatnya diantaranya adalah :
Carbon Composition Resistor (Resistor Komposisi Karbon)
Resistor jenis Carbon Composistion ini terbuat dari komposisi karbon halus yang dicampur dengan bahan isolasi bubuk sebagai pengikatnya (binder) agar mendapatkan nilai resistansi yang diinginkan. Semakin banyak bahan karbonnya semakin rendah pula nilai resistansi atau nilai hambatannya.
Nilai Resistansi yang sering ditemukan di pasaran untuk Resistor jenis Carbon Composistion Resistor ini biasanya berkisar dari 1Ω sampai 200MΩ dengan daya 1/10W sampai 2W.
Carbon Film Resistor (Resistor Film Karbon)
Resistor Jenis Carbon Film ini terdiri dari filem tipis karbon yang diendapkan Subtrat isolator yang dipotong berbentuk spiral. Nilai resistansinya tergantung pada proporsi karbon dan isolator. Semakin banyak bahan karbonnya semakin rendah pula nilai resistansinya. Keuntungan Carbon Film Resistor ini adalah dapat menghasilkan resistor dengan toleransi yang lebih rendah dan juga rendahnya kepekaan terhadap suhu jika dibandingkan dnegan Carbon Composition Resistor.
Nilai Resistansi Carbon Film Resistor yang tersedia di pasaran biasanya berkisar diantara 1Ω sampai 10MΩ dengan daya 1/6W hingga 5W. Karena rendahnya kepekaan terhadap suhu, Carbon Film Resistor dapat bekerja di suhu yang berkisar dari -55°C hingga 155°C.
Metal Film Resistor (Resistor Film Logam)
Metal Film Resistor adalah jenis Resistor yang dilapisi dengan Film logam yang tipis ke Subtrat Keramik dan dipotong berbentuk spiral. Nilai Resistansinya dipengaruhi oleh panjang, lebar dan ketebalan spiral logam.
Secara keseluruhan, Resistor jenis Metal Film ini merupakan yang terbaik diantara jenis-jenis Resistor yang ada (Carbon Composition Resistor dan Carbon Film Resistor).
o Cara menghitung nilai Resistor berdasarkan Kode Warna
nilai Resistor yang berbentuk Axial adalah diwakili oleh Warna-warna yang terdapat di tubuh (body) Resistor itu sendiri dalam bentuk Gelang. Umumnya terdapat 4 Gelang di tubuh Resistor, tetapi ada juga yang 5 Gelang.
Gelang warna Emas dan Perak biasanya terletak agak jauh dari gelang warna lainnya sebagai tanda gelang terakhir. Gelang Terakhirnya ini juga merupakan nilai toleransi pada nilai Resistor yang bersangkutan.
Tabel dibawah ini adalah warna-warna yang terdapat di Tubuh Resistor:
Perhitungan untuk Resistor dengan 4 Gelang warna :
Contoh :
Perhitungan untuk Resistor dengan 5 Gelang warna :
Rumus dari Rangkaian Seri Resistor adalah :
Rtotal = R1 + R2 + R3 + ….. + Rn
Rumus dari Rangkaian Seri Resistor adalah :
1/Rtotal = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3 + ….. + 1/Rn
Berikut ini adalah gambar bentuk Rangkaian Paralel :
· Kapasitor
Kapasitor (Capacitor) atau disebut juga dengan Kondensator (Condensator) adalah Komponen Elektronika Pasif yang dapat menyimpan muatan listrik dalam waktu sementara dengan satuan kapasitansinya adalah Farad. Satuan Kapasitor tersebut diambil dari nama penemunya yaitu Michael Faraday (1791 ~ 1867) yang berasal dari Inggris. Namun Farad adalah satuan yang sangat besar, oleh karena itu pada umumnya Kapasitor yang digunakan dalam peralatan Elektronika adalah satuan Farad yang dikecilkan menjadi pikoFarad, NanoFarad dan MicroFarad.
Konversi Satuan Farad adalah sebagai berikut :
1 Farad = 1.000.000µF (mikro Farad)
1µF = 1.000nF (nano Farad)
1µF = 1.000.000pF (piko Farad)
1nF = 1.000pF (piko Farad)
Kapasitor merupakan Komponen Elektronika yang terdiri dari 2 pelat konduktor yang pada umumnya adalah terbuat dari logam dan sebuah Isolator diantaranya sebagai pemisah. Dalam Rangkaian Elektronika, Kapasitor disingkat dengan huruf “C”.
Menghitung Nilai Kapasitor Seri Paralel
·
IC Op-amp
· LF351 Op-Amp
Op-amp IC LF351 adalah JFET-Junction Field Effect
Transistor. Op-amp ini memiliki input berkecepatan sangat tinggi, dan merupakan
IC yang paling umum tersedia di pasaran karena fitur-fiturnya seperti biaya rendah
serta karakteristik bertindak yang baik. IC ini memberikan hasil bandwidth gain
tinggi meskipun membutuhkan supply arus yang sangat rendah. Op-amp ini akan menggabungkan
dua keadaan teknologi analog pada IC monolitik saja. Teknologi JFET menawarkan bandwidth
yang cukup; input daya mengimbangi arus, laju perubahan tegangan cepat oleh arus
bias input rendah, & arus supply.
Op-amp
LF351 pada dasarnya adalah input IC JFET. Ini adalah IC berbiaya rendah dan memberikan
karakteristik kinerja tinggi. IC ini memberikan laju perubahan tegangan tinggi &
produk bandwidth tinggi, bahkan dengan bekerja dengan catu daya rendah
Selain
itu, ia secara internal mengkompensasi tegangan off-set input daya, impedansi input
daya tinggi, supply arus kecil, waktu penyelesaian yang cepat, dan distorsi yang
kurang harmonis. Penerapan IC ini terutama mencakup rangkaian S&H (sample dan
hold), DAC (digital to analog converter), integrator kecepatan, dll.
Fitur utama Op-amp LF351 termasuk yang berikut ini.
Pemanfaatan daya rendah
Keamanan konsleting output day
Tingkat perubahan tegangan tinggi -16 V/us
Arus offset rendah & bias input
Proses bebas latch-up
o Spesifikasi Op-amp LF351
Supply tegangan ± 18V
Diferensial tegangan input daya: ± 30V
Kisaran supply input daya adalah ± 15V
Timbal suhu 260℃
Suhu persimpangan adalah 115℃
Tegangan Offset input daya adalah 5mV
Pemborosan daya adalah 670mW
Kompensasi Frekuensi Interior
Nomor Pin |
Nama Pin |
Deskripsi |
1. |
Offset Null 1 |
Pin digunakan untuk melepas
tegangan offset dan tegangan input keseimbangan. |
2. |
Inverting Input |
Membalik masukan sinyal |
3. |
Input Non-inverting |
Input sinyal non-Inverting |
4. |
VEE |
Input Pasokan Negatif (Ground) |
5. |
Offset Null 2 |
Pin digunakan untuk melepas
tegangan offset dan tegangan input keseimbangan. |
6. |
Keluaran |
Output dari op amp |
7. |
VCC |
Input Pasokan Positif |
8. |
NC |
Tidak terhubung |
Peringkat maksimum IC ini tercantum dalam bentuk tabel
berikut.
Parameter |
Nilai |
Tegangan Supply (VCC) |
± 18 V |
Tegangan Input Diferensial (VI(DIFF)) |
30 V |
Rentang Tegangan Input (VI) |
± 15 V |
Output Durasi Konsleting |
Kontinu |
Disipasi Daya (PD) |
500 mW |
Suhu Operasional (TOPR) |
0 ~ +70°C |
Kisaran Suhu Penyimpanan (TSTG) |
-65 ~ +150°C |
Rumus :
Vout
: Tegangan output (v)
Rf
: Resistansi referensi (Ω)
Rin
: Resistansi input (Ω)
Vin : Tegangan Input (v)
· LM393 - Low Offset Voltage Dual
Comparator IC
IC Komparator atau IC pembanding adalah sebuah IC yang berfungsi untuk membandingkan dua macam tegangan yang terdapat pada kedua inputnya. Komparator memiliki 2 buah input dan sebuah output. Inputnya yaitu input(+) dan input (-). berikut skemanya
Lm 393 dalam satu kemasannya mempunyai dua buah komparator didalamnya. IC ini memiliki fitur sebagai berikut:
IC komparator LM 393 memiliki fitur-fitur sebagai berikut:
o Dapat
bekerja dengan single supply 2V sampai 36V
o Dapat
bekerja dengan tegangan input -3V sampai +36V
o Dapat
bekerja dengan segala macam bentuk gelombang logic
o Dapat membandingkan tegangan yang mendekati ground.
Dalam aplikasinya output dari komparator LM 393, membutuhkan resistor pullup dengan tegangan V+ yaitu untuk menjaga tegangan output supaya memiliki logika satu ketika kondisi idle.
Cara Kerja Komparator:
komparator bekerja berdasarkan tegangan yang masuk pada
kedua pin inputnya.
>> jika tegangan pada pin(+) > tegangan pada pin(-)
maka output komparator akan berayun kearah V+
>> jika tegangan pada pin(+) < tegangan pada pin(-)
maka output komparator akan berayun kearah V-
Dalam aplikasinya biasanya salah satu pin input dari komparator
sebagai tegangan reverensi sedangkan pin input lainya sebagai tegangan yang akan
dibandingkan. Seperti pada rangkaian berikut.
pada rangkaian tersebut tegangan referensinya diperoleh dari sebuah VR (Variable Resistor) dan tegangan yang akan dibandingkan berasal dari sensor cahaya fotodioda yang dirangkai menjadi rangkaian pembagi tegangan. Dengan tegangan reverensi dari VR maka output dari komparator dapat diatur "pada intensitas cahaya berapa output dari regulator akan bernilai nol".
Output LM393
· IC ADDA Konverter
· ADC0804 IC
ADC 0804 merupakan salah satu Analog to Digital Converter yang banyak digunakan untuk menghasilkan data 8 bit. Dengan metode pengukur aras tegangan sampling dan mengubahnya ke dalam sandi biner menggunakan metode pengubahan dengan tipe pembanding langsung atau successive approximation. Konstruksi Pin IC ADC 0804 IC ADC 0804 mempunyai dua input analog, Vin(+) dan Vin(-), sehingga dapat menerima input diferensial. Input analog sebenarnya (Vin) sama dengan selisih antara tegangan-tegangan yang dihubungkan dengan ke dua pin input yaitu Vin = Vin(+) – Vin(-). Apabila input analog berupa tegangan tunggal, tegangan ini harus dihubungkan dengan Vin(+), sedangkan Vin(-) digroundkan. Untuk operasi normal, ADC 0804 menggunakan Vcc = +5 Volt sebagai tegangan referensi. Dalam hal ini jangkauan input analog mulai dari 0 Volt sampai 5 Volt (skala penuh), karena IC ini adalah SAC 8-bit,
Untuk sinyal clock ini dapat juga digunakan sinyal eksternal yang dihubungkan ke pin CLK IN. ADC 0804 memiliki 8 output digital sehingga dapat langsung dihubungkan dengan saluran data mikrokomputer. Input Chip Select (aktif LOW) digunakan untuk mengaktifkan ADC 0804. Jika berlogika HIGH, ADC 0804 tidak aktif (disable) dan semua output berada dalam keadaan impedansi tinggi. Input Write atau Start Convertion digunakan untuk memulai proses konversi. Untuk itu harus diberi pulsa logika 0. Sedangkan output interrupt atau end of convertion menyatakan akhir konversi. Pada saat dimulai konversi, akan berubah ke logika 1. Di akhir konversi akan kembali ke logika 0. ADC ini relatif cepat dan mempunyai ukuran kecil. Keuntungan tambahan adalah setiap sampling diubah dalam selang waktu yang sama tidak tergantung pada arus masukan dan secara keseluruhan ditentukan oleh frekuensi yang mengendalikan clock dan resolusi dari pengubah. Sebagai contoh, pengubah 8 bit digunakan untuk menentukan arus logika setiap bit secara berurutan mulai dari bit signifikan terbesar jika frekuensi clock 10 KHz, waktu pengubahan 8 x periode clock = 8 x 0,1 mdetik. Jika frekuensi clock dinaikkan menjadi 1 MHz, waktu pengubahan akan berkurang menjadi 8 udetik. Kekurangan pengubahan jenis ini adalah mempunyai kekebalan rendah terhadap noise dan diperlukan adanya pengubah digital ke analog yang tepat dan pembanding dengan unjuk kerja yang tinggi. Sebuah contoh diagram pin ADC 0804 adalah ditunjukkan pada gambar 7, IC ADC 0804 adalah sebuah CMOS 8bit dan IC ADC ini bekerja dibawah 100 us. Gambar rangkaian dibawah menunjukkan sebuah pengetes rangkaian yang menggunakan IC ADC 0804 dimana input tegangan analog dimasukkan dengan mengatur potensio 10 Kohm yang dihubungkan dengan ground dan tegangan (+5 volt). Hasil dari ADC adalah 1/255 (28 – 1) dari skala penuh tegangan 5 Volt. Untuk setiap penambahan 0,02 volt (1/255 x 5 volt = 0,02 volt ). Jika input analog diberi 0,1 volt maka keluaran binernya = 0000 0101 ( 0,1 volt/0,02 volt = 5 maka binernya = 0000 0101 ). Rangkaian Dasar ADC Dengan ADC IC 0804
Rangkaian Driver ADC0804
Rangkaian berikut digunakan untuk interfacing ADC 0804 dengan port pararel. Rangkaian yang akan digunakan bermetode Free runing dengan 8 bit keluaran yang akan masuk ke port data pada konektor DB25, sehingga lebih sederhana. Konektor DB25 sendiri terdapat 25 port, sedangkan yang digunakan adalah port data sebanyak 8 bit dan sebuah port control. Port data berfungsi untuk mengambil data digital dari ADC, sedangkan port control berfungsi untuk mengaktifkan ADC0804
Hasil pemasangan komponen-komponen
ADC 0804 merupakan salah satu Analog to Digital Converter yang banyak digunakan untuk menghasilkan data 8 bit. Dengan metode pengukur aras tegangan sampling dan mengubahnya ke dalam sandi biner menggunakan metode pengubahan dengan tipe pembanding langsung atau successive approximation. Konstruksi Pin IC ADC 0804 IC ADC 0804 mempunyai dua input analog, Vin(+) dan Vin(-), sehingga dapat menerima input diferensial. Input analog sebenarnya (Vin) sama dengan selisih antara tegangan-tegangan yang dihubungkan dengan ke dua pin input yaitu Vin = Vin(+) – Vin(-). Apabila input analog berupa tegangan tunggal, tegangan ini harus dihubungkan dengan Vin(+), sedangkan Vin(-) digroundkan. Untuk operasi normal, ADC 0804 menggunakan Vcc = +5 Volt sebagai tegangan referensi. Dalam hal ini jangkauan input analog mulai dari 0 Volt sampai 5 Volt (skala penuh), karena IC ini adalah SAC 8-bit,
Untuk sinyal clock ini dapat juga digunakan sinyal eksternal yang dihubungkan ke pin CLK IN. ADC 0804 memiliki 8 output digital sehingga dapat langsung dihubungkan dengan saluran data mikrokomputer. Input Chip Select (aktif LOW) digunakan untuk mengaktifkan ADC 0804. Jika berlogika HIGH, ADC 0804 tidak aktif (disable) dan semua output berada dalam keadaan impedansi tinggi. Input Write atau Start Convertion digunakan untuk memulai proses konversi. Untuk itu harus diberi pulsa logika 0. Sedangkan output interrupt atau end of convertion menyatakan akhir konversi. Pada saat dimulai konversi, akan berubah ke logika 1. Di akhir konversi akan kembali ke logika 0. ADC ini relatif cepat dan mempunyai ukuran kecil. Keuntungan tambahan adalah setiap sampling diubah dalam selang waktu yang sama tidak tergantung pada arus masukan dan secara keseluruhan ditentukan oleh frekuensi yang mengendalikan clock dan resolusi dari pengubah. Sebagai contoh, pengubah 8 bit digunakan untuk menentukan arus logika setiap bit secara berurutan mulai dari bit signifikan terbesar jika frekuensi clock 10 KHz, waktu pengubahan 8 x periode clock = 8 x 0,1 mdetik. Jika frekuensi clock dinaikkan menjadi 1 MHz, waktu pengubahan akan berkurang menjadi 8 udetik. Kekurangan pengubahan jenis ini adalah mempunyai kekebalan rendah terhadap noise dan diperlukan adanya pengubah digital ke analog yang tepat dan pembanding dengan unjuk kerja yang tinggi. Sebuah contoh diagram pin ADC 0804 adalah ditunjukkan pada gambar 7, IC ADC 0804 adalah sebuah CMOS 8bit dan IC ADC ini bekerja dibawah 100 us. Gambar rangkaian dibawah menunjukkan sebuah pengetes rangkaian yang menggunakan IC ADC 0804 dimana input tegangan analog dimasukkan dengan mengatur potensio 10 Kohm yang dihubungkan dengan ground dan tegangan (+5 volt). Hasil dari ADC adalah 1/255 (28 – 1) dari skala penuh tegangan 5 Volt. Untuk setiap penambahan 0,02 volt (1/255 x 5 volt = 0,02 volt ). Jika input analog diberi 0,1 volt maka keluaran binernya = 0000 0101 ( 0,1 volt/0,02 volt = 5 maka binernya = 0000 0101 ). Rangkaian Dasar ADC Dengan ADC IC 0804
Rangkaian Driver ADC0804
Rangkaian berikut digunakan untuk interfacing ADC 0804 dengan port pararel. Rangkaian yang akan digunakan bermetode Free runing dengan 8 bit keluaran yang akan masuk ke port data pada konektor DB25, sehingga lebih sederhana. Konektor DB25 sendiri terdapat 25 port, sedangkan yang digunakan adalah port data sebanyak 8 bit dan sebuah port control. Port data berfungsi untuk mengambil data digital dari ADC, sedangkan port control berfungsi untuk mengaktifkan ADC0804
Hasil pemasangan komponen-komponen
Output ADC0804
· DAC0808 – 8 Bit D/A Converter
DAC0808 adalah IC konverter D / A dan digunakan untuk mengubah input data digital 8 bit menjadi output sinyal analog. Ini adalah IC monolitik yang menampilkan waktu penyelesaian arus keluaran skala penuh 150 ns sementara hanya menghilangkan 33 mW dengan pasokan ± 5V. Keakuratan chip konversinya bagus dan konsumsi daya juga rendah untuk membuatnya populer. Arus catu daya DAC0808 tidak bergantung pada kode bit, dan menunjukkan karakteristik perangkat yang pada dasarnya konstan di seluruh rentang tegangan catu daya.
Vout = Tegangan Output (v)
Nilai DAC = Nilai yang ingin dikonversi ke tegangan
Vref = tegangan referensi, biasanya 12 volt
255 = full range 8 bit DAC0808
Skematik rangkaiannya
Gambar rangkaian DAC0808
Output DAC0808
DAC0808 adalah IC konverter D / A dan digunakan untuk mengubah input data digital 8 bit menjadi output sinyal analog. Ini adalah IC monolitik yang menampilkan waktu penyelesaian arus keluaran skala penuh 150 ns sementara hanya menghilangkan 33 mW dengan pasokan ± 5V. Keakuratan chip konversinya bagus dan konsumsi daya juga rendah untuk membuatnya populer. Arus catu daya DAC0808 tidak bergantung pada kode bit, dan menunjukkan karakteristik perangkat yang pada dasarnya konstan di seluruh rentang tegangan catu daya.
Vout = Tegangan Output (v)
Nilai DAC = Nilai yang ingin dikonversi ke tegangan
Vref = tegangan referensi, biasanya 12 volt
255 = full range 8 bit DAC0808
Skematik rangkaiannya
Gambar rangkaian DAC0808
Output DAC0808
· Thermistor NTC
Thermistor adalah salah satu jenis Resistor yang nilai resistansi
atau nilai hambatannya dipengaruhi oleh Suhu (Temperature). Thermistor merupakan
singkatan dari “Thermal Resistor” yang artinya adalah Tahanan (Resistor) yang berkaitan
dengan Panas (Thermal). Thermistor terdiri dari 2 jenis, yaitu Thermistor NTC (Negative
Temperature Coefficient) dan Thermistor PTC (Positive Temperature Coefficient).
Nilai Resistansi Thermistor
NTC akan turun jika suhu di sekitar Thermistor NTC tersebut tinggi (berbanding terbalik
/ Negatif). Sedangkan untuk Thermistor PTC, semakin tinggi suhu disekitarnya, semakin
tinggi pula nilai resistansinya (berbanding lurus / Positif).
· Simbol dan Gambar Thermistor
NTC
Berikut ini adalah Simbol dan Gambar Komponen
Thermistor NTC :
Contoh perubahaan Nilai Resistansi Thermistor NTC saat terjadinya
perubahan suhu disekitarnya (dikutip dari Data Sheet salah satu Produsen Thermistor
MURATA Part No. NXFT15XH103), Thermistor NTC tersebut bernilai 10kΩ pada suhu ruangan
(25°C), tetapi akan berubah seiring perubahan suhu disekitarnya. Pada -40°C nilai
resistansinya akan menjadi 197.388kΩ, saat kondisi suhu di 0°C nilai resistansi
NTC akan menurun menjadi 27.445kΩ, pada suhu 100°C akan menjadi 0.976kΩ dan pada
suhu 125°C akan menurun menjadi 0.532kΩ. Jika digambarkan, maka Karakteristik Thermistor
NTC tersebut adalah seperti dibawah ini :
Pada umumnya Thermistor NTC adalah Komponen Elektronika yang
berfungsi sebagai sensor pada rangkaian Elektronika yang berhubungan dengan Suhu
(Temperature). Suhu operasional Thermistor berbeda-beda tergantung pada Produsen
Thermistor itu sendiri, tetapi pada umumnya berkisar diantara -90°C sampai 130°C.
Beberapa aplikasi Thermistor NTC di kehidupan kita sehari-hari antara lain sebagai
pendeteksi Kebakaran, Sensor suhu di Engine (Mesin) mobil, Sensor untuk memonitor
suhu Battery Pack (Kamera, Handphone, Laptop) saat Charging, Sensor untuk memantau
suhu Inkubator, Sensor suhu untuk Kulkas, sensor suhu pada Komputer dan lain sebagainya. Thermistor NTC atau Thermistor PTC merupakan komponen
Elektronika yang digolongkan sebagai Komponen Transduser, yaitu komponen ataupun
perangkat yang dapat mengubah suatu energi ke energi lainnya. Dalam hal ini, Thermistor
merupakan komponen yang dapat mengubah energi panas (suhu) menjadi hambatan listrik.
· Motor DC
Prinsip
Kerja Motor DC
Terdapat
dua bagian utama pada sebuah Motor Listrik DC, yaitu Stator dan Rotor. Stator adalah
bagian motor yang tidak berputar, bagian yang statis ini terdiri dari rangka dan
kumparan medan. Sedangkan Rotor adalah bagian yang berputar, bagian Rotor ini terdiri
dari kumparan Jangkar. Dua bagian utama ini dapat dibagi lagi menjadi beberapa komponen
penting yaitu diantaranya adalah Yoke (kerangka magnet), Poles (kutub motor), Field
winding (kumparan medan magnet), ArmatureWinding (Kumparan Jangkar), Commutator
(Komutator)dan Brushes (kuas/sikat arang).
Pada prinsipnya
motor listrik DC menggunakan fenomena elektromagnet untuk bergerak, ketika arus
listrik diberikan ke kumparan, permukaan kumparan yang bersifat utara akan bergerak
menghadap ke magnet yang berkutub selatan dan kumparan yang bersifat selatan akan
bergerak menghadap ke utara magnet. Saat ini, karena kutub utara kumparan bertemu
dengan kutub selatan magnet ataupun kutub selatan kumparan bertemu dengan kutub
utara magnet maka akan terjadi saling tarik menarik yang menyebabkan pergerakan
kumparan berhenti.
Untuk menggerakannya
lagi, tepat pada saat kutub kumparan berhadapan dengan kutub magnet, arah arus pada
kumparan dibalik. Dengan demikian, kutub utara kumparan akan berubah menjadi kutub
selatan dan kutub selatannya akan berubah menjadi kutub utara. Pada saat perubahan
kutub tersebut terjadi, kutub selatan kumparan akan berhadap dengan kutub selatan
magnet dan kutub utara kumparan akan berhadapan dengan kutub utara magnet. Karena
kutubnya sama, maka akan terjadi tolak menolak sehingga kumparan bergerak memutar
hingga utara kumparan berhadapan dengan selatan magnet dan selatan kumparan berhadapan
dengan utara magnet. Pada saat ini, arus yang mengalir ke kumparan dibalik lagi
dan kumparan akan berputar lagi karena adanya perubahan kutub. Siklus ini akan berulang-ulang
hingga arus listrik pada kumparan diputuskan.
· Komponen
lainnya :
· Switch
Saklar pada dasarnya merupakan
perangkat mekanik yang terdiri dari dua atau lebih terminal yang terhubung secara
internal ke bilah atau kontak logam yang dapat dibuka dan ditutup oleh penggunanya.
Aliran listrik akan mengalir apabila suatu kontak dihubungkan dengan kontak lainnya.
Sebaliknya, aliran listrik akan terputus apabila hubungan tersebut dibuka atau dipisahkan.
Selain sebagai komponen untuk menghidupkan (ON) dan mematikan (OFF) perangkat elektronik,
Saklar sering juga difungsikan sebagai pengendali untuk mengaktifkan fitur-fitur
tertentu pada suatu rangkaian listrik.
o · Push Button Switch (Saklar Tombol Dorong)
Push Button Switch dalam
bahasa Indonesia dapat diterjemahkan menjadi saklar tombol dorong adalah jenis saklar
dua posisi yang dapat menghubungkan aliran arus listrik pada saat pengguna menekannya
dan memutuskan hubungan listrik tersebut apabila kita melepaskannya.
· Relay
Relay adalah Saklar (Switch)
yang dioperasikan secara listrik dan merupakan komponen Electromechanical (Elektromekanikal)
yang terdiri dari 2 bagian utama yakni Elektromagnet (Coil) dan Mekanikal (seperangkat
Kontak Saklar/Switch). Relay menggunakan Prinsip Elektromagnetik untuk menggerakkan
Kontak Saklar sehingga dengan arus listrik yang kecil (low power) dapat menghantarkan listrik yang bertegangan
lebih tinggi.
Bentuk dan Simbol
Relay
Pada dasarnya, Relay terdiri dari
4 komponen dasar yaitu :
- Electromagnet (Coil)
- Armature
- Switch Contact Point
(Saklar)
- Spring
Berikut ini merupakan gambar dari
bagian-bagian Relay :
Kontak Poin (Contact Point) Relay
terdiri dari 2 jenis yaitu :
- Normally Close (NC) yaitu
kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu berada di posisi CLOSE (tertutup)
- Normally Open (NO) yaitu
kondisi awal sebelum diaktifkan akan selalu berada di posisi OPEN (terbuka)
Berdasarkan gambar diatas, sebuah
Besi (Iron Core) yang dililit oleh sebuah kumparan Coil yang berfungsi untuk mengendalikan
Besi tersebut. Apabila Kumparan Coil diberikan arus listrik, maka akan timbul gaya
Elektromagnet yang kemudian menarik Armature untuk berpindah dari Posisi sebelumnya
(NC) ke posisi baru (NO) sehingga menjadi Saklar yang dapat menghantarkan arus listrik
di posisi barunya (NO). Posisi dimana Armature tersebut berada sebelumnya (NC) akan
menjadi OPEN atau tidak terhubung. Pada saat tidak dialiri arus listrik, Armature
akan kembali lagi ke posisi Awal (NC). Coil yang digunakan oleh Relay untuk menarik
Contact Poin ke Posisi Close pada umumnya hanya membutuhkan arus listrik yang relatif
kecil.
Arti Pole dan Throw pada Relay
Karena Relay merupakan salah satu
jenis dari Saklar, maka istilah Pole dan Throw yang dipakai dalam Saklar juga berlaku
pada Relay. Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai Istilah Pole and Throw
:
- Pole
: Banyaknya Kontak (Contact) yang dimiliki
oleh sebuah relay
- Throw
: Banyaknya kondisi yang dimiliki oleh sebuah Kontak (Contact)
Berdasarkan penggolongan jumlah Pole
dan Throw-nya sebuah relay, maka relay dapat digolongkan menjadi :
- Single Pole Single Throw (SPST)
: Relay golongan ini memiliki 4 Terminal, 2 Terminal untuk Saklar dan 2 Terminalnya
lagi untuk Coil.
- Single Pole Double Throw (SPDT)
: Relay golongan ini memiliki 5 Terminal, 3 Terminal untuk Saklar dan 2 Terminalnya
lagi untuk Coil.
- Double Pole Single Throw (DPST)
: Relay golongan ini memiliki 6 Terminal, diantaranya 4 Terminal yang terdiri
dari 2 Pasang Terminal Saklar sedangkan 2 Terminal lainnya untuk Coil. Relay
DPST dapat dijadikan 2 Saklar yang dikendalikan oleh 1 Coil.
- Double Pole Double Throw (DPDT)
: Relay golongan ini memiliki Terminal sebanyak 8 Terminal, diantaranya 6 Terminal
yang merupakan 2 pasang Relay SPDT yang dikendalikan oleh 1 (single) Coil.
Sedangkan 2 Terminal lainnya untuk Coil.
Selain Golongan Relay diatas, terdapat
juga Relay-relay yang Pole dan Throw-nya melebihi dari 2 (dua). Misalnya 3PDT (Triple
Pole Double Throw) ataupun 4PDT (Four Pole Double Throw) dan lain sebagainya.
Untuk lebih jelas mengenai Penggolongan
Relay berdasarkan Jumlah Pole dan Throw, silakan lihat gambar dibawah ini :
4. Prosedur Percobaan[kembali]
1. Siapkan semua alat dan bahan yang diperlukan
2. Disarankan agar membaca datasheet setiap komponen dan mendownload library bila dibutuhkan
3. Cari komponen yang diperlukan di library proteus
4. Pasang komponen sesuai dengan rangkaian yang dibawah
5. Atur nilai potensiometer atau testpin pada rangkaian
6. Buat rangkaian pengkondisi sinyal
7. Atur sensitivitas dari sensor thermistor dan sensor PIR
8. Atur masukkan dari sensor agar dapat menghidupkan motor dan LED
5. Rangkaian[kembali]
6. Prinsip Kerja [kembali]
Pertama sensor PIR akan di trigger, output dari PIR terseut akan masuk ke komparator LM393 sehingga dapat diatur sensitivitas sensor dengan mengatur potensiometer pada kaki invertnya, setelah itu Vout dari komparator sebesar 5V akan menghidupkan transistor yang berfungsi untuk menghidupkan LED sekaligus memberikan power kepada sensor thermistor
Tidak ada komentar:
Posting Komentar